ParaparaADAT.com, Keerom-
Memasuki masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, sejumlah tokoh di Kabupaten Keerom, Papua, menolak politik identitas yang masih terus digunakan secara masif sejumlah oknum untuk dapat memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua.
Ketua Dewan Adat Keerom, Jakobus Mekawa, menyampaikan bahwa ia cukup kecewa karena menjelang Pilgub Papua, sejumlah pihak masih menggunakan isu kesukuan dan agama untuk menarik simpati masyarakat.
Semestinya hal itu tidak boleh terjadi, sebagai seorang umat nasrani kita harus tunduk menurut firman Allah. Jadi sangat tidak etis, menggunakan agama atau organisasi manapun untuk menyatakan harus berpihak kepada salah satu calon,” ujarnya kepada wartawan di Keerom, Rabu, 6/11/2024.
Jakobus menyindir bahwa saat ini seharusnya pihak-pihak yang berkepentingan dalam Pilgub Papua, mengkampanyekan program kerja, bukan mengenai asal usul atau agama seseorang.
Ia pun mengajak semua pihak untuk bisa lebih dewasa dalam berpolitik karena semua proses Pemilu yang sedang berlangsung, sudah sesuai aturan yang berlaku sehingga tidak etis bila ada pihak yang terus membodohi masyarakat dengan isu Sara.
“Harus ingat bahwa semua masyarakat Papua punya hak untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Apalagi ini yang maju di Pilkada Gubernur semuanya anak-anak asli Papua. Dan itu juga tertuang dalam Undang-undang Otonomi Khusus Papua,” kata dia.